![]() |
| Lurah Ancol, Sumpeno |
Padahal Pemprov DKI Jakarta tidak mengenakan biaya untuk hal tersebut.
Salah seorang warga berinisial T (33) mengungkapkan bahwa warga di kampungnya kerap dipungut biaya ketika mengurus surat kependudukan menyerupai pembuatan KTP dan Kartu Keluarga.
Pungutan yang dikenakan bervariasi tergantung usul oknum tersebut.
"Jumlah uang yang diminta nggak merata, tergantung beliau maunya berapa. Ada yang diminta Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu. Warga di sini kan memang kebanyakan dari kampung, jadi musti bikin KTP," ungkapnya, Selasa (21/11/17).
Menurutnya, pungli tersebut dilakukan oleh oknum RT di RW 02 Ancol.
Pasalnya warga selama ini memang tidak bisa berkutik karena di lingkungannya hingga kini tidak mempunyai kepengurusan RT/RW.
"Jadi alasannya ialah di sini tidak ada RT/RW, kita numpang ke RW 02 Ancol. Nah di sana ada oknum memungut biaya ke kita jikalau mau bikin surat kependudukan. Padahal kan jikalau mau bikin, nggak ada biaya sama sekali," ujarnya.
Lurah Ancol, Sumpeno menampik praktek pungli itu terkait dengan petugas Kelurahan Ancol.
Pasalnya dalam melaksanakan pelayanan, pihaknya tidak pernah meminta sejumlah uang atas aneka macam macam pembuatan surat kependudukan.
"Mungkin itu buat dana operasional si RT yang mengurus surat kependudukan, mungkin buat transport bolak-balik ke kantor kelurahan. Kalau kita kan nggak mengenakan biaya, semuanya gratis," ucapnya.
Sumpeno pun mengimbau supaya warga yang hendak mengurus surat kependudukan menyerupai KTP dan Kartu Keluarga supaya melaksanakan sendiri tanpa meminta derma orang lain untuk hindari praktek pungli.
"Memang kan untuk Kampung Walang, merupakan wilayah yang tidak mempunyai kepengurusan RT/RW. Sehingga untuk keperluan mengurus surat kependudukan harus menumpang ke wilayah terdekat dalam hal ini RW 02," ujarnya.
Ahok sebut dirinya anjing penjaga aset orang Jakarta dari maling
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) pernah mendapat umpatan dari oknum anggota DPRD DKI Jakarta.
Umpatan menyerupai gobl*k dan anj*ng terlontar dalam rapat mediasi yang difasilitasi Kementerian Dalam Negeri.
Melihat hal tersebut, Ahok mempertanyakan keberadaan Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta.
Sebab tidak ada tindak lanjut atas dugaan pelanggaran budpekerti tersebut.
Pernyataan ini disampaikan untuk menyindir panitia angket yang gencar menanyakan terkait budpekerti mantan Bupati Belitung Timur ini.
"Kalau angket (bahas) budpekerti itu. Kalau di DPRD, namanya tubuh kehormatan. Badan kehormatan DPRD DKI ada gak periksa temen-temennya yang ngatain saya anj*ng, gobl*k," tegasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (25/3).
Mantan politisi Gerindra dan Golkar ini menambahkan, anggota dewan tidak mengetahui kelebihan dari anjing.
Karena binatang berkaki empat ini mempunyai kemampuan untuk membedakan mana orang berniat baik dan tidak.
"Mereka gak tau jikalau anjing itu yang bisa lihat mana siluman mana bukan. Anjing itu dipelihara memang buat nangkap maling, memang Ahok anjingnya orang Jakarta kok. Ahok ini memang anjing untuk jaga supaya aset orang Jakarta tidak dicuri oleh maling," ungkapnya.
Walaupun begitu beliau mengaku tidak pernah memakan daging binatang yang biasa diperbantukan melacak itu.
"Kalau daging anjing gue ga makan, saya makannya hot dog," tutup Ahok.
Pernyataan Ahok ini terkait kisruh pembahasan RAPBD DKI Jakarta 2015.
Suami Veronica Tan ini tidak ingin memakai hasil pembahasan bersama DPRD DKI Jakarta alasannya ialah diduga ada dana siluman sebesar Rp 12,1 triliun.
Sumber: merdeka.com, detik.com Sumber http://www.gentanusa.com/

Tidak ada komentar:
Posting Komentar