
Ya, Anies menyebut honor staf mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dibayar oleh pihak swasta.
Seperti dikutip dari KOMPAS.com, Anies menyampaikan ingin orang-orang yang bekerja di belakangnya digaji dengan APBD, bukan dana perusahaan swasta.
Anies pun meminta wartawan membandingkan pembiayaan tim gubernur yang dulu dengan sekarang.
"Sekarang Anda cek saja di berita-berita dulu, dulu didanai oleh siapa? Anda bandingkan saja. Lebih baik Anda bandingkan dan lihat dulu didanai dengan siapa, kini dengan siapa," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (21/11/2017), menyerupai dikutip dari KOMPAS.com.
Anies pun tidak menjelaskan apakah yang beliau maksud ialah staf pribadi Ahok.
Anies hanya menegaskan penggunaan dana APBD untuk honor timnya menciptakan mereka 100 persen kerja untuk Pemprov DKI Jakarta.
"Kan lucu secara kepegawaian didanai swasta, tapi keberadaannya di kantor gubernur," ujar Anies.
Bikin gerah mantan staf Ahok
Rian Ernest, salah seorang staf Ahok kala menjabat Gubernur DKI Jakarta, kecewa.
Dia menyebut Anies Baswedan mispersepsi kalau menyampaikan dirinya dan staf lainnya digaji perusahaan swasta.
"Pak Anies ini mispersepsi kalau menyebutkan kami, staf gubernur terdahulu, dibayar atau digaji perusahaan swasta. Enggak ada itu," kata Rian yang merupakan staf Ahok di bidang aturan ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (21/11/2017).
Rian menyayangkan ucapan tersebut alasannya ialah semestinya hal itu tidak keluar dari ekspresi seorang gubernur yang ketika kampanye mengedepankan dialog.
"Saya menyayangkan perilaku Pak Anies yang pribadi menuduh menyerupai itu, padahal ketika kampanye beliau mengedepankan dialog, tetapi ini enggak ada dialog, enggak ada konfirmasi apa-apa, tiba-tiba bilang begitu," ujarnya.
Rian yang bekerja sebagai staf Ahok selama dua tahun dengan tegas mengatakan, dirinya dan staf lain dibayar Ahok dari uang operasional gubernur DKI, bukan oleh perusahaan swasta menyerupai yang disebut Anies.
"Kami (staf) ini digaji setiap bulan pribadi ditransfer ke Bank DKI dari uang APBD yang masuk dalam biaya penunjang operasional gubernur yang jumlahnya gede itu. Saya sendiri waktu itu digaji Rp 20 juta per bulan," ujarnya.
Fakta mengejutkan disampaikan Ismail Al Anshori, pengguna akun @thedufresne, melalui cuitannya.
Bahkan, dalam kicauannya, Ismail menuliskan bahwa Ahok kerap memakai duit pribadi, ketika uang operasional gubernur tidak cukup.
Berikut kicauan akun @thedufresne:
"Staf Ahok sanggup honor dari dana operasional gubernur, sehingga tidak membebani pos belanja daerah. Besarannya sama dengan PNS level staf. Tentang dana operasional ini diatur dalam PP 109/2000."
Staf Ahok sanggup honor dari dana operasional gubernur, sehingga tidak membebani pos belanja daerah. Besarannya sama dengan PNS level staf. Tentang dana operasional ini diatur dalam PP 109/2000.— Ismail Al Anshori (@thedufresne) November 21, 2017
"Ada 30an staf & 30 anak magang. Duit operasional gubernur ngga cukup. Makanya Ahok pernah pake duit pribadi untuk bayar gaji."
Ada 30an staf & 30 anak magang. Duit operasional gubernur ngga cukup. Makanya Ahok pernah pake duit pribadi untuk bayar gaji. https://t.co/vDxnfI50sO— Ismail Al Anshori (@thedufresne) November 21, 2017
Kicauan terakhir @thedufresne di-retweet oleh akun Twitter, @rianernesto, milik Rian Ernest.
Sumber: tribunnews.com Sumber http://www.gentanusa.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar